Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Februari 2021

Terserah

Kepalang candu memetik kasih⁣
Dilahan perasaan orang⁣
Dikarenakan keelokan paras⁣
Mampu membangun pabrik cinta⁣
Gadis⁣
Senandung akan bergoyang disetiap malam⁣
Menemani helai jiwa membuana⁣
menjadi selimut ranjang⁣
Terserah ayat dan kata⁣
Berbahagialah karena esok dimakamkan tak lg bersayap.⁣
Kita,  si pecinta dunia tanpa bertemu khilaf⁣
Tiap malam berdansa hura dengan air tegukan di ruang kelap.⁣
Jangan terpesona, dengan seyuman.⁣
Kita masih belum sadar⁣
Masih mecintai yg salah. ⁣
Tapi itu anugrah⁣
Reza Rolianda. 2021





Share:

Jumat, 08 Januari 2021

ibu

Tentang dia,
Sang Pembimbing surgaku di bumi.
Penuntunku di segala bidang.

Mengajari berbicara hingga berjalan.
Relakan nyawa menghadapi maut,
Agar aku hadir di kebahagiaan.

Senyuman dipaparkan,
Letihnya disembunyikan,
Begitu ikhlas dan sempurna
bukan ?

Suara akan serak, Membisu buih liur.
Pulpen akan kehabisan tinta.
Hikayat akan lahir tanpa bersambung.
Begitulah kiranya bila kebaikan kuceritakan.
Tak mungkin, 
dan tak akan sanggup Untuk disyairkan oleh kata. 

Kebaikannya begitu ikhlas dan sempurna.

Ibu
Sinar cintamu akan kukenang selalu dan abadi.
Aku hanya bisa menimbum doa padamu. 


Reza Rolianda. 2021
Share:

Jumat, 01 Januari 2021

sampaikan !!


 Sampaikan !!

Kedipan sinar cahaya langit merapati
Disaksikan oleh ribuan roh idhofi
Tanpa terbaca satupun mantra
Mentari permai hadir menemani jiwa 

Beling kaca terseduh air kafeina dari tanah gayo
Tersaji dihadapanku
Tegukan di kerongkongan begitu ambrosial 
Dua puting cerutu sudah kumatikan

Aku terbingung-bingung
Diteras gubuk kehidupan
Memikirkan pelita  
Yang tak tau kemana

Pagi, Sampaikan kepada siang
Untuk membawakan sebuah kabar;
Pelita akan hadir kemari. 
Aku menantinya disini. 

Reza Rolianda. 2021

Share:

Sabtu, 05 Desember 2020

Berlagak



Berlagak

Berlagak seperti makhluk terpuji,
Bagaikan roh yg diciptakan untuk mengisi surga.
Padahal aku hanya pendosa.
Yang berenang di lumpuran babi menjikkan.

Jiwaku menari-nari didaunan kemaksiatan.
Merangkai kehidupan yg sembrono,
Bebas dan zhalim.
Alunan makian kuteriakan kepada ratusan makhluk tanpa dosa.

Ribuan laknat aku perankan di bumi semesta
Seolah aku tak mengenal neraka.

Fitnah dan perbuatan keji kurangkai dengan logika.
Biar duri mawar tahu ada yg lebih tirus
Itulah kedurhakaanku.

Seolah aku tak menemui kematian
Dapat menyogok malaikat pencabut roh.

Jalan setan selalu kupijaki & kuteruti
membuatku linglung dan hilang arah.
Tapi aku tetap berlagak seperti makhluk terpuji,

Pendosa dibalik tirai penguasaan
Itulah aku. 


Reza Rolianda. 2020


Share:

Senin, 30 November 2020

karena suka

karena suka

Senyummu tak kan pudar di gantungan bingkai dinding sanubari.  
Walau ribuan kabut memudari tatapan 

Perih,  tetap ku tahan
Hingga mendung berubah cerah. 

Seperti asap tembakau
akan ku kepul walau bahaya menghampiri paru-paru
Karena aku suka. 

Begitu pula cinta. 


Reza Rolianda. 2020

Share:

Rabu, 07 Oktober 2020

seolah-olah


Seolah-olah  

Seolah berjalan di bayangan halusinasi
seolah pandangan mata merabun 
seolah lumpuh tapi bergerak 
seolah mati tapi bernyawa 
seolah roh kehilangan jasad
Begitulah insan dibuat batil
Tanpa terpantul cinta. 


Reza Rolianda. 2020




Share:

Sabtu, 03 Oktober 2020

tumbang

Taukah kau, 
mantra dan keajaiban yg beterbangan di kerajaan sanubariku itu adalah asmamu. 

Akan begitu lemah raga yg ku miliki ini
Jika mata ini tanpa menatap rupamu sehari saja. 

Rindu terus datang meski tak pernah ku undang. 
Aku akan tumbang.  

Tolong!!  
Aku tergoda  akan kamu


Reza Rolianda. 2020

Share:

Kamis, 03 September 2020

warkat dari hamba


Warkat dari Hamba

Kertas malaikat Dengan tanda tangan dibawah cahaya matahari
Didampingi selembar roh materai ku bersengketa kepadamu

Meminta maaf atas segala dosa yg pernah ku buat
Dan ku sampaikan janji suci dengan ayunan lidah yg baku
Yang berisikan tentang kesetian cinta

Bola mata memerah
Perasaan menggigil seolah dihempa salju

Aku berikrar;

"aku sangat mencintaimu !!"

Telah aku gantungkan perkataanku di atas tali jemuran qalbu hingga kering dibawa badai. 

Tak tau itu kebohonganku atau bukan. 
Biar massa yg akan menjawabnya nanti. 

Reza Rolianda. 2020



Share:

Senin, 27 Juli 2020

memancung sanubari

    

memancung sanubari

Kau sudah berkasih.
Jangan kau memancung sanubarimu ke dua insan. 
Sayat pisau percintaan begitu pedih di kemudian hari. 

Anak adam bersamamu sekarang akan merasa kegelisahan di kemudian hari. 
Aku tak mau dia merintih,
Kemarahan dia kelak bisa melukaimu. 

Jika kau tak lagi mencintainya katakan padanya. 
Biar dia lega dengan kejujuranmu. 

Baru aku menerimamu. 

Reza Rolianda. 2020

Share:

sapaanku di ulang tahunmu


Sapaanku di ulang tahunmu

Secarik kertas sudah kutulis,
Kata sapaan dariku untuk ulang tahunmu.
Walaupun tak semenawan kosa-kata khalil gibran.
aku tetap menerbangkan isi dari tinta hitam ini untukmu. 

Selamat ulang tahun dinda.
Semoga hidupmu bahagia
dan bisa beterbangan dengan sayap-sayap usia yang bertambah dewasa.

Kuharap bola matamu semakin indah,
Tabiatmu semakin alim,
Wajahmu bertambah jelita, &
Semoga kau tersenyum disetiap bait.

Aku hanya mampu memberikan bingkisan sederhana ini untukmu, 
Yang telah kuselimuti dengan ribuan doa & kasih sayang.
Untuk menyapa selamat ulang tahunmu.

Semoga panjang umurmu dinda,
Selalu dalam lindungan tuhan. 
Amin.. 

Reza Rolianda. 2020

Share:

Jumat, 24 Juli 2020

surat berahi

Surat Berahi

Bibirku ini tak punya keterampilan untuk merayu.
Hanya  sekelumit Kosa-kata yg ku miliki untuk meyedapkan hatimu.
Itupun aku sering lupa.

Berahi ini tak berdaya kubisikkan ke sanubarimu.
Yg jelas aku mencintaimu,
walau dalam keadaan diam.

Terlalu rapuh diriku ini untuk membawakan perasaan kepadamu.
Tunggu aku kuat, pasti akan ku utarakan.
Tak tau itu kapan.

Yg jelas, hari ini aku hanya bertenaga menyampaikannya dengan tulisan.

Semoga tuhan telah memberimu takdir untuk membacakan warkat ini.

Share:

Kamis, 23 Juli 2020

mengadu

Apa yg kau rancang ?
sehingga mendatangkan tidurku  tak nyenyak.

Apa yg kau buat ?
sehingga melahirkanmu di lamunanku.

Apa yg kau lakukan ?
aku tak mengundangmu mendatangi mimpiku.

Apa yg kau kerjakan ?
Seolah menari nari di pelopak mataku.

Apa sebab kau menghadiri dipikiranku.

Kenapa candu kerinduan ini semuanya hanya tertuju padamu.

Kamu adalah tokoh utama penghancur sanubariku.

Izinkan, 
Aku harus mengadu.

Share:

Minggu, 19 Juli 2020

cahaya mata

Cahaya Mata

Kelak senja akan datang
Matahari akan pergi
Malam akan tiba

Diatas batu besar dekat pesisir ku melamun,
kapan cahaya mata terbit dihatiku.

Kemanakah dia ?
Aku menunggunya
Aku bosan sendiri.
Begitu gelap, 
seperti malam tanpa lampu-lampu

Aku menunggumu terbit pelita hati
Jangan biarkan aku selalu bertanya tentangmu 

Semoga angin-angin membawa berita ini kepadanya.
Aku lelah melamun

Semoga kicauan membisikkan perihal ini kepadanya.
Aku lelah termenung

Jangan biarkan aku selalu bertanya tentangmu cahaya mata
Aku menunggumu terbit dihatiku.

Hendak kita berjumpa
Tak tau itu kapan.

Reza Rolianda. 2020





Share:

Rabu, 15 Juli 2020

firasat

firasat 

Lamunanku ditemani kopi malam ini begitu pahit.
Kepulan asap rokokku beterbangan ke udara malam.
Aku merasa kecewa atas perihalmu yg seolah mengabaikanku. 
Aku tidak menuduhmu,
Aku hanya berfirasat.

Semoga yg aku bayangkan itu
Tidak benar.

Reza Rolianda. 2020

Share: